Harga CPO Melemah, Pasar Tunggu Data Ekspor dan Produksi Malaysia

Harga CPO kontrak berjangka di Bursa Malaysia kembali ditutup melemah pada Rabu, 17 Juli 2025. Penurunan ini seiring sikap hati-hati para pelaku pasar yang tengah menanti data ekspor dan produksi utama yang akan dirilis pekan depan.

Analis senior Fastmarkets Palm Oil Analytics, Dr. Sathia Varqa, mengatakan bahwa pelaku pasar saat ini cenderung menunggu sinyal pasar terbaru, khususnya data ekspor dan produksi Malaysia untuk periode 1 hingga 20 Juli.

“Data penting berikutnya adalah estimasi surveyor kargo untuk ekspor dan angka produksi dari Asosiasi Minyak Sawit Malaysia, yang dapat memberikan panduan lebih jelas bagi pasar,” ujarnya kepada Bernama.

Ia menjelaskan bahwa pasar CPO saat ini terlihat stagnan, terutama untuk kontrak jangka pendek mulai Agustus hingga Desember 2025 yang hanya menunjukkan sedikit pergerakan.

“Setelah dua sesi dengan fluktuasi tajam, pasar terlihat kehilangan arah. Harga sempat bergerak di dua sisi di awal perdagangan, namun akhirnya menetap di zona negatif menjelang penutupan,” imbuhnya.

Pada penutupan perdagangan:

  • Kontrak spot Agustus turun RM20 menjadi RM4.138 per ton
  • Kontrak September 2025 turun RM18 menjadi RM4.180 per ton
  • Kontrak Oktober 2025 turun RM14 menjadi RM4.210 per ton
  • Kontrak November 2025 turun RM16 menjadi RM4.217 per ton
  • Kontrak Desember 2025 turun RM20 menjadi RM4.213 per ton
  • Kontrak Januari 2026 turun RM27 menjadi RM4.205 per ton

Volume perdagangan tercatat naik menjadi 119.798 lot dari 90.890 lot pada sesi sebelumnya. Sementara itu, posisi open interest meningkat menjadi 232.699 kontrak, dari sebelumnya 231.958 kontrak. Adapun harga CPO fisik untuk pengiriman Juli Selatan tetap stabil di posisi RM4.170 per ton.

— Bernama

Share